Semusim yang masih biru dihati sang pemimpi
Senyum kemarin masih ku hirup sesejuk dihatku
Kemana perginya cinta? Ku tak mengerti
Seperti menangkap kupu-kupu kecil yang masih menikmati madunya
Pemimpi takkan hidup tanpa mimpi
Ataukah layur yang melambai dengan kehangatan tanganmu
Kuterjatuh didalam cinta ini, kusangat jauh dari keharumanmu
Bunga yang kuharap cuma duri yang hinggap
Kamu tau kenapa sang penompang cinta selalu berfikir terbalik?
Ku berharap bisa menjadi tangkai yang bisa menompang mahkota cintamu
Sari sang dewa terserak ditengah tenggorokan pemuja
Apa yang kamu makan setelah ini?aku juga berbalik arah
Dimana sayapku yang lain?
Tak membekukan ditengah putihnya salju
Dikedalaman yang dingin, aku cuma melihat kamu yang masih selimuti jiwa ini.
Selalu kupegang ditengah deru sang angin
Kenapa pemimpi bisa mendapatkan harapannya?
Apakah yang mampu membalik semua itu?
Kenapa batu pecah ditengah tangan yang berangan?
Tak akan jauh dari sang pemimpi
Apa yang mampu aku lakukan ketika melihat senyummu
Semakin pemimpi yang kuhancurkan, tanganku terpampang diatas kelelahan
Ku terlelap dipermadani mahkota cintamu
Mentari takkan mampu lagi melihat aku ditengah tidurku
Kubertanya kepada mataku, apakah aku sudah melihat bidadari?
Ataukah hatiku yang berbayang kamu.
Teriakan ini takkan mampu kamu dengar seperti sekeras yang ada didalam hatiku
Ternyata hatiku berteriak kencang
Seluruh jiwa pecah diatas gelombang mimpi
Ini bukan mimpi, kubunuh kau mimpi
Sudah seharusnya aku terbangun
Aku cuma butuh satu dari seribu cinta
Yaitu, cinta kamu untuk selamanya..
Senyum kemarin masih ku hirup sesejuk dihatku
Kemana perginya cinta? Ku tak mengerti
Seperti menangkap kupu-kupu kecil yang masih menikmati madunya
Pemimpi takkan hidup tanpa mimpi
Ataukah layur yang melambai dengan kehangatan tanganmu
Kuterjatuh didalam cinta ini, kusangat jauh dari keharumanmu
Bunga yang kuharap cuma duri yang hinggap
Kamu tau kenapa sang penompang cinta selalu berfikir terbalik?
Ku berharap bisa menjadi tangkai yang bisa menompang mahkota cintamu
Sari sang dewa terserak ditengah tenggorokan pemuja
Apa yang kamu makan setelah ini?aku juga berbalik arah
Dimana sayapku yang lain?
Tak membekukan ditengah putihnya salju
Dikedalaman yang dingin, aku cuma melihat kamu yang masih selimuti jiwa ini.
Selalu kupegang ditengah deru sang angin
Kenapa pemimpi bisa mendapatkan harapannya?
Apakah yang mampu membalik semua itu?
Kenapa batu pecah ditengah tangan yang berangan?
Tak akan jauh dari sang pemimpi
Apa yang mampu aku lakukan ketika melihat senyummu
Semakin pemimpi yang kuhancurkan, tanganku terpampang diatas kelelahan
Ku terlelap dipermadani mahkota cintamu
Mentari takkan mampu lagi melihat aku ditengah tidurku
Kubertanya kepada mataku, apakah aku sudah melihat bidadari?
Ataukah hatiku yang berbayang kamu.
Teriakan ini takkan mampu kamu dengar seperti sekeras yang ada didalam hatiku
Ternyata hatiku berteriak kencang
Seluruh jiwa pecah diatas gelombang mimpi
Ini bukan mimpi, kubunuh kau mimpi
Sudah seharusnya aku terbangun
Aku cuma butuh satu dari seribu cinta
Yaitu, cinta kamu untuk selamanya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar