Jumat, 28 Juni 2013

ARTIKEL TENTANG BANJIR DIJAKARTA

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan hingga Sabtu (19/1/2013) pukul 07.00 WIB, korban meninggal akibat bencana banjir di Jakarta menjadi 14 orang.
“Ada tambahan dua korban dari jumlah kemarin sebanyak 12 orang,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu.
Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, dua korban terakhir yang ditemukan adalah Karno, warga Tebet, Jakarta Selatan; dan korban yang ditemukan tewas di basement UOB Plaza Jalan MH Thamrin.
Karno ditemukan tewas oleh tim penyelamat di tepi Kali Ciliwung, Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, atau tepatnya di sekitar Jembatan Kampung Melayu Kecil, Jumat (18/1/2013). Sementara itu, korban di Gedung UOB ditemukan pada Sabtu pagi. 
Sutopo mengatakan, dari 14 korban meninggal, enam orang meninggal karena tersengat listrik, empat orang karena usia dan sakit, dua anak-anak, satu orang hanyut ke sungai, dan satu orang terjebak di basement gedung.
Menurut dia, 14 korban meninggal tersebut sembilan orang di Jakarta Barat, dua orang di Jakarta Selatan, satu orang di Jakarta Timur, satu orang di Jakarta Utara, dan satu orang di Jakarta Pusat.
Sutopo mengatakan, hingga saat ini masih ada beberapa daerah yang terendam banjir di Jakarta. Bahkan, debit Ciliwung menurut dia juga mengalami kenaikan sejak kemarin sore akibat kiriman dari Depok.
Hingga Sabtu (19/1/2013) pagi, Sutopo mengatakan bahwa banjir yang melanda kawasan Pluit, Jakarta Utara, belum surut. Ketinggian air di kawasan ini menurutnya lebih dari 1,5 meter.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengatakan ada 12 orang meninggal disebabkan banjir yang melanda Jakarta sejak Selasa (15/1/2013) hingga Jumat kemarin. BNPB menilai banjir yang melanda Jakarta telah menggenangi 32 kecamatan, 102 kelurahan, 337 RW, dan 910 RT.

  •  Kesimpulan :
pemerintah harus mempersiapkan strategi agar tidak terjadinya banjir lagi di ibu kota dan agar tidak memakan korban lagi akibat bajir.pemerintah harus lebih memperketat peraturan dilingkungan masyarakat seperti tidak membuang sampah sembarangan,menjaga lingkungan,melestarikan lingkungan hijau.dan harus mengadakan aksi bersih2 lingkungan dan berpartisipasi membersihkan sampah serta lapak-lapak liar disembarang tempat.seharusnya pemerintah baik masyarakat ibu kota dapat bekerja sama menjaga kelestarian alam dan lingkungan agar terjauh dari bencana seperti banjir yang sampai memakan korban seperti di daerah tebet.dibutuhkan kesadaran diri dalam menjaga lingkungan agar terhidar dari bencana yang sudah-sudah terjadi.

  • conclusion:

government should prepare a strategy to avoid further flooding in the capital and that no casualties result bajir.pemerintah longer have to further tighten the regulatory environment such as not littering, protect the environment, preserve the environment should hijau.dan bersih2 staged environment and participate cleaning litter and illegal shanties in the palm disembarang tempat.seharusnya good government capital community can work together to preserve nature and the environment to be the furthest from disasters such as floods that until such casualties in the area tebet.dibutuhkan self-awareness in order to protect the environment is spared the disasters that have -have occurred.